2.1 Objektif
-
Memahami SI dalam rangka otomatisasi, pengorganisasian
dan pendukung strategi
-
Memahami SI
untuk kesuksesan dalam strategi organisasi
-
Memahami kebutuhan
untuk membuat IS Business Case
-
Memahami
pembaharuan teknologi untuk keunggulan
yang kompetitif
2.2 Alasan penggunaan Sistem Informasi adalah
sebagai berikut:
• Otomatis: melakukan sesuatu lebih cepat
• Pengorganisasian: melakukan sesuatu lebih baik
• Mendukung Strategi: melakukan sesuatu lebih
pintar
2.3 Otomatis: melakukan sesuatu dengan lebih cepat
• Teknologi digunakan untuk otomatisasi proses
manual, sehingga menjadi:
– Lebih
cepat, lebih baik, lebih murah
– Lebih tepat dan konsisten
• Pada contoh Aplikasi
Peminjaman:
– Dari proses manual
– Penggunaan/pemanfaatan tekonologi untuk
mendukung proses
– Otomatisasi proses secara keseluruhan
2.4 Pengorganisasian: Melakukan Sesuatu dengan Lebih Baik
- Mencakup
belajar untuk meningkatkan kegiatan sehari-hari dalam proses
- Melihat pola dan trend
- Pembelajaran Organisasi: emperoleh
pengetahuan dan kesadaran untuk
memperbaiki tingkah laku organisasi
- Total Quality Management (TQM)
TQM merupakan suatu konsep yang menyatakan bahwa
perusahaan dapat mencapai tingkat kualitas yang diinginkan pada proses, produk,
dan jasanya dengan mengikuti praktek-praktek manajemen fundamental. Keyakinan
dasar yang melandasi TQM adalah :
-
Kualitas didefinisikan oleh
pelanggan.
-
Kualitas dicapai oleh
manajemen.
-
Kualitas adalah tanggung
jawab seluruh perusahaan
Kerugian
kualitas yang buruk :
-
Kehilangan bisnis karena
pelanggan pindah ke yang lain.
-
Tuntutan hukum, karena
kualitas buruk pelanggan bisa menuntutsecara hukum.
-
Kehilangan produktivitas.
- Munculnya biaya-biaya
:
è Biaya
kegagalan (failure cost) biaya yang terjadi karena kualitas buruk.
è Biaya
penilaian (appraisal cost), biaya pemeriksaan kualitas di pabrik.
è Biaya
pencegahan (prevention cost).
Keuntungan
kualitas yang baik :
Kualitas baik bisa meningkatkan penjualan dan biaya yang
rendah,
gabungan keduanya menghasilkan profitabilitas dan
pertumbuhan.
2.5 Strategi Pendukung: Melakukan Sesuatu dengan
Lebih Cerdas
Sistem informasi digunakan sebagai strategi pendukung
keberhasilan perusahaan. Karena sistem informasi dapat melakukan sesuatu dengan
lebih cerdas dan teroganisir. Demi mencapai hal ini, diperlukan perencanaan
strategis, agar pengimplementasian sistem informasi tidak salah arah dan justru
membuat perusahaan menjadi inefisien. Dalam sebuah perusahaan, rencana
strategis harus dirumuskan agar tujuan dari keberadaan sistem informasi bagi
perusahaan tersebut tercapai.
Ketika para eksekutif sebuah perusahaan sepenuhnya
memiliki komitmen pada perencanaan strategis, mereka melihat adanya kebutuhan
bagi masing-masing area bisnis untuk mengembangkan rencana strategisnya
sendiri. Rencana strategis ini akan merinci bagaimana area-area tersebut akan
mendukung usaha ketika perusahaan mencapai sasaran strateginya.
Rencana strategi tersebut meliputi:
- Membuat visi: merupakan pandangan kedepan untuk merumuskan tujuan yang ingin diraih.
- Membuat standarisasi: penentuan unjuk kerja berupa target ideal yang harus ditempuh agar tujuan yang dirumuskan dalam visi bisa tercapai.
- Membuat strategi: langkah efektif dan efisien yang harus dilaksanakan untuk meraih tujuan.
2.5 Bentuk Keunggulan Kompetitif:
Seiring dengan perusahaan memenuhi kebutuhan produk dan
jasa pelanggannya, perusahaan tersebut akan berusaha untuk mendapatkan keunggulan di atas para
pesaingnya. Mereka dapat mencapai keunggulan ini dengan memberikan produk dan
jasa pada harga yang lebih rendah, memberikan barang dan jasa dengan kualitas
yang lebih tinggi dan memenuhi kebutuhan khusus dari segmen-segmen pasar
tertentu.
Satu hal yang tidak terlihat jelas adalah adanya fakta
bahwa sebuah perusahaan juga akan dapat mencapai keunggulan kompetitif melalui
penggunaan sumber daya virtual-nya. Di dalam bidang informasi, keunggulan
kompetitif mengacu pada penggunaan informasi untuk mendapatkan daya ungkit (leverage)
di dalam pasar. Para manajer perusahaan menggunakan sumber daya virtual
sekaligus fisik dalam memenuhi tujuan-tujuan strategis perusahaan.
Sumber-sumber keunggulan bentuk
kompetitif ini meliputi:
-
Low-cost
leadership
Dengan adanya persaingan yang sehat,
tentu dalam perusahaaan itu sendiri terjadi persaingan antar karyawan untuk
naik ke tingkat yang lebih atas. Mereka akan berlomba-lomba untuk menunjukkan prestasi
yang bisa membuat mereka naik jabatan. Prestasi yang mereka kerahkan sangat
berguna bagi perusahaan untuk menjadi perusahaan yang sehat dengan
memperhatiakan kesejahteraan karyawan di satu sisi dan di sisi lain akan
berdampak pada kepuasan pelanggan karena mendapatkan kualitas barang dan jasa
dengan harga terbaik.
- Diferensiasi
Keunggulan kompetitif akan membentuk
daya cipta dan inovasi terhadap produk suatu perusahaan. Mereka akan senantiasa
memperbaiki dan menciptakan keunikan
tersediri terhadap barang dan jasa yang mereka tawarkan sehingga terbentuk
differensiasi dengan para pesaingnya. Dengan demikian keunggulan kompetitif ini
akan mendorong pada kreatifitas manusia untuk meraih kualitas yang terbaik.
-
Best-cost
Provider (middle of the road)
Keunggulan kompetitif
juga akan berdampak pada kualitas dan harga yang kompetif pada penyedia barang
dan jasa. Mereka akan selalu memperhatikan kualitas dan harga dari pesaing
mereka
untuk mendapatkan harga
yang terbaik yang sesuai dengan kualitas yang mereka tawarkan.
Ada 5 bentuk kompetitif dalam strategi organisasi,
yaitu:
- Broad differentiation: deferensiasi yang luas artinya menguasai segmen pasar dengan menyodorkan keunikan tersendiri yang disenangi oleh pasar. Hal ini bertujuan agar membedakan diri kita dengan para pesaing, yaitu dengan menciptakan inovasi baru dan mengeksplorasi kreatifitas.
2. Focused differentiation: focus pada diferensiasi, yaitu
setiap jenis segmen digarap dengan serius sehingga memiliki kualitas yang
tinggi dan ciri khas yang unik.
3. Focused
low-cost: strategi terfokus untuk membuat biaya
menjadi lebih rendah.
4. Overall
low-cost leadership: Strategi kepemimpinan
dengan biaya rendah.
5. Best-cost
provider: perusahaan mampu menyediakan barang
dan jasa yang bersifat unik dan berkualitas
dengan harga yang lebih baik dibandingkan para
pesaing. Hal ini dicapai dengan adanya keempat strategi yang
disebutkan sebelumnya.
2.6 Sistem
Informasi untuk Keunggulan Kompetitif
Adanya
persaingan menyebabkan perusahaan memerlukan strategi. Strategi ini haruslah jelas agar dapat diimplementasikan
dengan baik. Adapun core strategy itu mencakup beberapa
elemen, yakni:
n Membuat
produk yang terbaik
Point
of defferentiation memang penting, tetapi kita
harus meyakinkan konsumen bahwa defferensiasi tersebut bukan hanya dipermukaan
saja tetapi benar-benar bisa dinikmati sebagai sesuatu yang berbeda dengan
menampilkan produk terbaik. Suatu produk
dapat menjadi unggul dalam persaingan apabila kita dapat menajmin bahwa produk
tersebut benar-benar berkualitas. Biasanya diterapkan dengan menyediakan
garansi kepada para komsumen. Hal ini dapat menambah kepercayaan konsumen
kepada kita.
n Pelayanan
customer yang bagus
Pelayanan customer juga merupakan hal
penting untuk diperhatikan. Apalagi bagi perusahaan yang bergerak dibidang
jasa, pelayanan adalah nomor satu.
Karena selain pada harga dan kualitas, konsumen selalu menilai pelayanan
yang diberikan oleh peusahan kepada konsumennya hingga mereka mendapat
kepuasan.
n Harga
terendah
Salah satu keuntungan yang dirasakan
oleh konsumen dengan adanya persaingan ini adalah masalah harga. Harga dapat
ditekan dengan tidak menurunkan kualitasnya.
n Teknologi
manufaktur yang bagus
Teknologi bukan sesuatu yang menakutkan.
Teknologi tetap bisa dinikmati dengan elegan, santai dan menyenangkan. Sistem
informasi adalah sebuah teknologi yang dapat membantu perusahaan dalam berinteraksi dengan pelanggan atau dalam operasi
bisnis maupun dalam pengambilan keputusan. Dengan teknologi dapat meringankan
beban kerja manusia dalam waktu yang relatif singkat, sehingga kita dapat
menghemat tenaga dalam mencapai tujuan perusahaan.
n Waktu
yang bergerak cepat
Waktu adalah modal utama bagi setiap
manusia untuk menjadi lebih baik. Perusahaan harus berpacu dengan waktu dalam
menghadapi persaingan yang semakin ketat. Kalau tidak, jelas akan tertinggal
jauh dan lambat laun akan mengalami bangkrut, karena pesaing kita maju lebih
dahulu dan konsumen akan beralih.
n Nama
brand yang dikenal baik
Dalam situasi persaingan yang semakin
ketat, merek memang controversial. Ada yang berpendapat merek tidak perlu.
Sebab bila konsumen semakin kritis, pintar dan mengerti mereka akan membeli
produk apa saja asal murah dan bagus. Tetapi ada pula yang berpendapat, justru
merek menjadi semakin penting. Karena sekarang ini produsen yang konsisten
dengan mereknya akan berjaya. Harus diingat bahwa ‘Band is not just name, a symbol or a slogan’. Sebab citra merek tidak lebih dari kumpulan asosiasi dibenak
konsumen. Oleh karena itu kita harus membangun brand yang benar-benar mudah
diingat oleh konsumen dengan menggunakan symbol atau slogan yang menarik.
Pembentukan citra merek
juga dipengaruhi oleh pengalaman konsumen. Suatu eksperimen yang dilakukan oleh
konsumen, bisa mengubah persepsi yang dipunyai sebelum menggunakannya. Karena
itu jumlah berbagai persepsi yang timbul itulah yang akan membentuk total image of the brand.
n Pada
setiap biaya ada nilai yang tinggi
Akan timbul penghematan apabila setiap
biaya yang dikeluarkan berguna untuk mendapatkan nilai yang berharga. Setiap
biaya dikeluarkan dihitung sedemikian rupa agar pengeluaran perusahaan
benar-benar berharga dalam mencapai tujuan.
2.7 Value
Chain (Rantai Nilai)
Michael E. Porter, profesor dari Harvard University, adalah
orang yang paling dkenal dengan konsep-konsepnya mengenai keunggulan
kompetitif. Buku-buku dan artikelnya memberikan panduan dan strategi untuk perusahaan yang
mencoba mendapatkan keuntungan yang lebih dari para pesaingnya.
Porter yakin bahwa perusahaan dapat
mencapai keuntungan kompetitif dengan menciptakan rantai nilai (value chain).
Pada konsep value chain, aktivitas-aktivitas pokok dan penunjang yang
dilakukan perusahaan akan memberi kontribusi pada margin. Margin adalah nilai
produk atau jasa perusahaan dikurangi dengan biaya produksi seperti yang
dipersepsikan oleh pelanggan perusahaan, dan margin merupakan tujuan dari
rantai nilai tersebut. Perusahaan menciptakan nilai dengan melakukan
aktivitas-aktivitas, yang disebut Porter sebagai aktivitas nilai (value
activity).
Aktivitas-aktivitas nilai yang pokok
meliputi pengumpulan logistik (inbound logistic) untuk mendapatkan bahan
mentah dan persediaan lainnya dari penyuplai; operasional yang mengubah bahan
baku menjadi barang jadi; penyebaran logistik (outbound logistic), yaitu
transportasi dan distribusi produk kepada pelanggan; pemasaran dan penjualan (marketing
and sale operational) yang mengetahui kebutuhan pelanggan dan menerima
pesanan; dan servis atau pelayanan untuk memelihara hubungan baik dengan para
pelanggan setelah transaksi jual beli. Sistem informasi dapat mengautomatisasi
aktivitas-aktivitas pokok ini, seperti pemesanan bahan baku dengan cepat
menggunakan sistem informasi. Dengan adanya sistem informasi, aktvitas nilai
yang pokok ini dapat dikerjakan dengan lebih efisien.
Sementara itu, terdapat pula
aktvitas-aktivitas nilai penunjang, yang terdiri dari general administration,
manajemen sumber daya manusia, dan pengembangan teknologi. Gambar contoh suatu Organizational Value Chain
adalah seperti berikut:
Seperti sudah dikatakan sebelumnya,
Sistem Informasi dapat membantu
dalam melakukan aktivitas nilai pokok. Sistem informasi memiliki keunggulan
kompetitif dalam melakukan analisis value chain. Misalnya pada pengumpulan logistik, suatu perusahaan
dapat memesan dengan cepat dan efisien malalui jaringan internet, sehingga mampu menghubungkan jaringan internal antar
perusahaan misalnya suatu perusahaan manufaktur dengan
supplier dan dealernya. Sistem manufaktur juga dapat menggunakan teknologi
komputer untuk membantu mempermudah proses manufaktur sehingga lebih efisien.
Pada sisi marketing, perusahaan dapat memiliki website yang memudahkan
pelanggannya untuk memesan secara online.
Bahkan dengan website tersebut, perusahaan dapat mengembangkan costumer service
care, dengan suatu sistem respon yang otomatis, misalnya mengirim email berisi
ucapan terimakasih atas masukan yang diberikan.
Untuk dapat
mencapai keuntungan kompetitif ini, tentu diperlukan perencanaan/strategi yang
matang dalam mengimplementasikan teknologi sistem informasi. Pengimplementasian
suatu sistem informasi haruslah memiliki dampak signifikan terhadap organisasi,
yang sejalan dengan strategi bisnis perusahaan tersebut.
2.8 Merumuskan
Permasalahan Bisnis Untuk Sebuah Sistem
Tidakan awal dalam
merumuskan permasalahan bisnis bagi sebuah sistem adalah dengan melakukan
perhitungan keuntungan yang dilakukan dengan cara:
1.
Measurement
problems : ukuran/bobot masalah-masalah,
jika masalah yang dihadapi kecil maka
keuntungan yang diperoleh akan besar.
2.
End-user
development : pengembangan pengguna
tingkat akhir, bagaimana pengguna akhir menggunakan dapat menghasilkan
keuntungan.
3.
Membuat suatu Decision
Support Systems (DSS) : Sistem Pendukung Keputusan dengan menggunakan
parameter-parameter permasalahan yang melingkupi bisnis untuk menghasilkan
keuntungan yang besar bagi perusahaan
4. Strategic
Systems
5.
Time lags
: meminimalisasi waktu yang tidak pasti
6.
Redistribution : memaksimalkan distribusi ulang, untuk menguji
keuntungan sistem dari kasus bisnis
7.
Mismanagement :
meminimalisasi kekurangan dalam mengelola (kesalahpahaman)
Aturan-aturan
yang menjadi acuan agar kasus bisnis dapat diatasi dengan Sistem Informasi:
1. Arguments
Based on Faith : Argumen berdasarkan keyakinan.
Yaitu jika diyakini
kasus bisnis dapat diselesaikan dengan Sistem Informasi maka memperbesar
peluang suksesnya Sistem Informasi
- Arguments Based on Fear : Argumen berdasarkan tantangan/persaingan dalam hal berikut :
-
Faktor-faktor industry, semakin besar faktor-faktor industri maka kompleksitas
semakin tinggi.
-
Adanya batasan waktu
(dateline) merupakan tantangan tersendiri dalam pembuatan sistem informasi.
-
Regulasi merupakan
tantangan tersendiri bagi Sistem Informasi dimana aturan-aturan yang berlaku
terkadang mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak bagi bisnis perusahaan.
-
Nature of Competition or Rivalry :
kompetisi/persaingan yang pasti akan muncul
antar perusahaan.
- Arguments Based on Facts : argumen berdasarkan realita/kenyataan.
Saat ini teknologi web semakin berkembang, dan munculah
banyak sistem informasi yang menggunakan teknologi berbasis web sehingga perlu
dilakukan analisis keuntungan bagi sistem berbasis web. Analisa dilakukan
terhadap:
1. Recurring/nonrecurring costs : Biaya pokok adalah biaya yang pasti dibutuhkan untuk
setiap kasus bisnis sedangkan biaya tambahan/pendukung, biaya sebagai tambahan
untuk setiap tambahan terhadap kasus bisnis.
2. Tangible/intangible costs : biaya yang langsung terasa dan dikeluarkan saat penyelenggaraan/proses
pengembangan sistem, sedangkan intangible adalah segala bentuk pengorbanan
biaya yang langsung dibayarkan.
3. Tangible/intangible benefits : keuntungan yang langsung terasa didapatkan pada saat
proses pengembangan sistem, sedangkan intangible adalah segala bentuk
keuntungan tambahan.
2.9 Presenting
the Business Case : Mempresentasikan Kasus Bisnis
Beberapa hal yang penting dikuasai saat mempresentasikan
kasus bisnis adalah:
1. Menguasai
pendenga /penonton/pengguna kita, bisa meliputi
-
Manajer system informasi
-
Dewan eksekutif perusahaan
-
Dewan pelaksana
- Dapat mengkonfersikan keuntungan yang didapat dalam penerapan sistem informasi kedalam bentuk keuntungan yang nyata (uang/profit)
- Merancang variabel-variabel apa saja yang akan digunakan, mengukur perubahan-perubahan nilai dari variabel-variabelnya
- Mengembangkan status-status setiap aktifitas, meliputi:
-
Jangka waktu yang digunakan
masing-masing aktivitas/pekerjaaan
-
Tipe-tipe pekerjaan
- Mengukur apa yang penting dalam suatu kegiatan manajemen.
- Membuat kasus bisnis/permasalahan
7. Merubah
dasar pemikiran/ persepsi tentang sistem informasi yang lebih baik.
2.10 Keunggulan Kompetitif yang menjadi Ujung Tombak
Penggunaan Sistem Informasi merupakan sebuah keunggulan
yang kompetitif sehingga Sistem Informasi menjadi ujung tombak dalam strategi
bisnis.
-
Dengan SI perusahaan
dapat men-deploy teknologi baru yang
lebih cepat, lebih baik dan lebih murah daripada pesaing.
-
Menggunakan teknologi baru dengan cara-cara inovatif
-
Kebutuhan akan inovasi sistem informasi yang konstan
-
Waspada terhadap teknologi baru yang mempengaruhi bisnis
-
Siklus inovasi E-Business
E-Business merupakan
salah komponen yang menjadi ujung tombak bisnis memiliki siklus hidup sebagai
berikut:
1. Memilih
teknologi yang memungkinkan
2. Menyesuaikan
dengan kesempatan ekonomis
3. Melaksanakan inovasi bisnis untuk
pertumbuhan perusahaan
4.
Memperkirakan
nilai klien
Dapat
digambarkan sebagai berikut:
Implikasi
dari inovasi E-bussiness :
1.
Dalam
mempertimbangkan strategi bisnis yang berhasil harus dimulai dari teknologi.
Hal ini disebabkan karena di dalam
dunia bisnis teknolgi memegang peranan yang amat penting. Misalnya saja dalam
pemanfaatan teknologi Sistem Informasi, yang dulunya hanya bersifat lokal,
sekarang sudah berkembang dengan memanfaatkan Sistem Informasi berbasis web,
sehingga dapat diakses tanpa batasan tempat. Jika saja suatu perusahaan tidak
mengikuti perkembangan teknologi dan tidak mengimplementasikan teknolgi di
dalam membuat strategi bisnis perusahaan maka perusahaan tersebut tidak akan
bisa lebih unggul dari kompetitor yang ada.
2.
Marketing
adalah hal kedua setelah teknologi informasi
Selain teknologi faktor yang sangat
berpengaruh adalah marketing. Marketing sebagai ujung tombak promosi suatu
perusahaan karena melalui divisi marketinglah suatu perusahaan mampu “menjual”
kualitas yang dimiliki. Marketing yang handal harus mampu “menjual” apa yang
dimiliki perusahaan, baik itu jasa ataupun barang. Sehingga dapat mencapai
target pasar yang telah ditentukan.
3.
Munculnya
siklus teknologi yang berkelanjutan
Teknologi adalah sesuatu yang selalu
berkembang dan tidak pernah statis. Setiap perusahaan yang ingin berkembang
juga harus mengikuti perkembangan teknologi sehingga tidak tertinggal oleh
pesaing-pesaing yang ada dalam dunis bisnis.
Terminology
dan Konsep e-Business:
1.
E-commerce ( terkait dengan internet )
2.
E-business ( teknologi informasi yang mendukung
suatu bisnis )
3.
Memungkinkannya
teknologi
4.
Peluang
ekonomi
The
Cutting Edge vs. The Bleeding Edge :
1.
Sistem
Informasi adalah sesuatu yang biasanya dibeli atau dibangun oleh seseorang
2.
Suatu
organisasi atau perusahaan tidak bisa mematenkan suatu Sistem Informasi
3.
Para
pesaing bisa saja mengkopi Sistem Infromasi yang ada
4.
Oleh
sebab itu keuntungan kompetitif dari suatu Sistem Informasi biasanya berumur
pendek
Kebutuhan
untuk dapat menjadi Ujung Tombak (Cutting Edge) :
1.
Mempertimbangakan
kekuatan kompetitif dari Rantai Nilai Porter
2.
Untuk
menyebarkan system dengan baik :
è
Organisasi
harus bisa beradaptasi terhadap perubahan
è
Tersedianya
modal dari segi sumber daya manusia untuk menyebarkan ( seperti pengetahuan,
waktu dan kemampuan )
è
Adanya
kesiapan atas ketidak-pastian dan resiko yang mungkin dihadapi
DAFTAR REFERENSI PENDUKUNG
http://www.directionsmag.com/printer.php?article_id=121, Dilihat 14 November 2009, Jam 19.00
http://www.helium.com/items/1193665-business-continuity-planning-disaster-recovery-planning-it-consulting-technology-planning, Dilihat 14 November 2009, Jam 19.30
www.fedex.com, Dilihat 17 November 2009, Jam 06.00
https://www.i-sea.net/uploads/ebus_at_federal_express.doc, Dilihat 15 November 2009, Jam 10.30
Artikel merujuk pada:
-
Julie Chen, Christopher Rola, TsungYu (Tim)
Yeh, and Dan Zheng, "Federal Express Case Study", Fordham Student
Report, October 2002
-
Pauline Ng, FedEx Corp: Structural
Transformation Through e-Business (HKU-098), Centre for Asian Business Cases,
School of Business, The University of Honk Kong. 1 January 2000
-
Candler, J., et al, "The ORION Project:
Staged Business Process Reengineering at FedEx", Communications of ACM,
Feb. 1996, pp. 99-107.
Management Information
System 10/e Raymond McLeod,
Jr. and George P. Schell